Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
... # Sa’id bin Al-Musayyab, seorang pembesar Tabi’in, ia memiliki
perhatian yang sangat besar terhadap shalat lima waktu, ia tidak pernah
mendengar adzan kecuali dirinya telah siap untuk sholat berjama’ah di
mesjid.
Pada suatu ketika ia ditimpa sakit dan
menghantarkannya keharibaan Allah AWT, pada saat ia sakarotul maut,
putrinya menangisi keadaan beliau, akan tetapi beliau masih sempat
memberikan semangat kepada putrinya dengan perkataannya:
wahai
putriku janganlah engkau menangisi kematianku, karena sesungguhnya aku
sejak empat puluh tahun tidak pernah mendengar seorang muadzin
melantunkan adzan di mesjid, kecuali aku telah berada di dalam mesjid
untuk sholat berjamaah.
# Dikisahkan, seorang zahid
yang ahli ibadah (Al-Ahmasy), ia selalu memotivasi puterinya untuk
selalu memelihara shalat dengan melaksanakannya diawal waktu.
Pada
suatu hari, ia berkata kepada puterinya,”Demi Allah, wahai puteriku!
Aku tidak pernah ketinggalah takbiratul ihram untuk shalat berjamaah
selama empat puluh tahun.”
Dari kisah-kisah di atas,
kita bisa melihat semangat Ulama Salaf dalam melakukan ibadah (shalat)
diawal waktu. Bagi mereka shalat bukan hanya sebagai kewajiban, akan
tetapi mereka menganggapnya sebagai kebutuhan yang tidak bisa ditunda,
sehingga mereka tidak rela kalau harus ketinggalan shalat berjamaah di
mesjid.
Wallahu a'lam bishshawab, ..
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …
~ o ~